Minggu, 02 Februari 2014

pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organik

DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN PADI GOGO

Sumber Gambar: MOH. JUWAYNI/BP3K WANASABA
1. Pengertian
- Pupuk adalah setiap bahan yang mengandung unsur hara atau unsur-unsur hara (N, P, K, S, dll) dalam konsentrasi yang cukup besar dan atau mengandung bahan yang dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga dapat meningkatkan kesuburan kimiawi atau fisik tanah atau langsung memperbaiki vegetatif tanaman (Anonymous 1987).
- Pupuk adalah sumber unsur hara tumbuhan yang dapat ditambahkan ke dalam tanah untuk melengkapi kesuburan tanah alaminya (Anobymous 2001).
2. Pembagian Pupuk.
Menurut bahan/asalnya pupuk dibagi mrnjadi 2 yaitu:
a. Pupuk organik disebut juga pupuk alam ialah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanamam, hewan dan manusia.
Contohnya : Pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk kompos.
b. Pupuk an-organik disebut juga pupuk buatan ialah bahan kimia buatan pabrik yang mengandung satu atau lebih unsur hara yang diperlukan tanaman.
Contohyna : Pupuk Urea, TSP/SP-36, KCl, ZA, NPK, KNO3 dll.
3. Aplikasi Pupuk Organik.
Aplikasi/penggunaan pupuk organik yang akan diuraiakan dalam tulisan ini adalah aplikasi/penggunaan pupuk organik yang dilakukan di lahan kering/lahan optimasi pada tanaman padi gogo di 3 (tiga) kelompok tani yang berlokasi di Dusun Tanak Mira Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur yaitu Kelompok Tani Songgen I yang di ketuai oleh Kardi, Kelompok Tani Songgen II yang diketuai oleh Syarafudin, dan Kelompok Tani Songgen III yang diketuai oleh M. Aminullah dengan luas areal 50,00 ha.
Urutan kegiatan sebagai berikut;
1. Pengolahan tanah.
Pengolahan tanah bertujuan untuk mendapatkan medium tumbuh yang baik bagi tanaman. Pengolahan tanah dilakukan 2 kali dengan menggunakan hand traktor sedalam 20-30 cm sebelum hujan datang (Bulan Agustus/September 2010). Setelah pembajakan pertama, lahan perlu diinkubasi/dibiarkan selama 5-7 hari dengan tujuan menguraikan zat-zat yang tersisa dalam tanah dan dilakukan pembajakan kedua dan diikuti penggaruan/perataan. Gulma dan sisa-sisa tanaman perlu dibersihkan guna memutus laju pertumbuhannya yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman padi.
2. Penanaman.
Penanaman dilakukan pada bulan Nopember 2010 dengan sistim tugal. Jarak tanam yang digunakan bervariasi yaitu 20 x 20 cm, dan 25 x 25 cm dengan jumlah benih 2-4 butir per lubang tanam. Benih yang digunakan adalah varietas Cilosari. Jumlah benih yang dibutuhkan 30 kg/ha.
3. Penyulaman.
Penyulaman dilakukan dengan tujuan untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau mati. Penyulaman dilakukan segera setelah tanaman muncul diatas tanah.
4. Penyiangan.
Tujuan dilakukan penyiangan adalah untuk mengendalikan gulma atau rumput liar yang ikut tumbuh pada petakan sawah bersama tanaman padi. Jika rumput atau gulma dibiarkan tumbuh, maka akan menimbulkan persaingan makanan dan sinar matahari antara tanaman pokok (padi) dengan rumput. Penyiangan dilakukan 2 kali yaitu pada umur 3 minggu setelah tumbuh dan penyiangan kedua dilakukan pada umur 6 minggu setelah tumbuh.
5. Pengairan.
Air sangat diperlukan oleh tanaman padi untuk pertumbuhannya. Tanpa air semua proses biologis akan terhenti dan semua zat hara yang tersedia pun akan sia-sia. Cara pemberian air pada tanaman padi gogo tidak bisa diatur karena tergantung pada curah hujan.
6. Pemupukan.
Tanaman padi memerlukan makanan (hara) untuk pertumbuhan dan perkembangannya.Tujuan pemberian pupuk ialah untuk mencukupi kebutuhan makanan tersebut. Pupuk yang diberikan pada tanaman padi gogo di kelompok tani ini adalah pupuk organik (pupuk kandang sebanyak 2.000 kg/ha) dan pupuk buatan (Urea sebanyak 250 kg dan TSP sebanyak 100 kg untuk setiap hektarnya).
Waktu pemberian : (a). Pupuk organik diberikan seluruhnya (2.000 kg) pada saat atau sebelum pengolahan tanah pertama. (b) Pupuk TSP yang 100 kg diberikan sebagai pupuk dasar bersamaan dengan pemberian pupuk organik. (c) Pupuk Urea diberikan 2 (dua) kali yaitu pada saat anakan aktif dengan dosis 150 kg/ha dan pada saat primordia bunga (bunting) sebanyak 100 kg/ha.
7. Pengendalian OPT.
Pengendalian OPT dilakukan dengan pendekatan PHT. Yang sering digunakan sebagai dasar tehnik pengendalian adalah penentuan tingkat kerusakan tanaman menurut kerugian ekonomi atau ambang tindakan. Ambang tindakan identik dengan ambang ekonomi .
Tehnik pengendalian adalah dengan mengusahakan tanaman selalu sehat, dengan menggunakan varietas tahan dan penerapan pengendalian hayati, biopestisida, fisik dan mekanis, dan atau pestisida kimia sesuai anjuran.
Terdapat serangan hamapada tanaman petani seperti penggerek batang dan penyakit kresek dan hawar daun.
8. Panen.
Panen dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2011.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang petani anggota Kelompok Tani Songgen (Songgen I, II dan III) Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba, maka kami peroleh data produksi yang dicapai pada tanaman padi gogo tahun 2010/2011 adalah sebagai berikut (bentuk hasil GKP):
No. Nama Petani Luas Garapan
(Ha) Produksi Riil
(Kg) Produksi Riil
(Kg/Ha.) Ket
1. A. Kardi 0,15 1.300 8.666
2. A. Alpiani 0,20 1.100 5.500
3. Hardian 0,25 1.100 4.400
4. K a r d i 0,65 3.400 5.230
5. M. Aminullah 0,50 2.450 4.900
6. Syarafuddin 0,30 1.425 4.750
Jumlah - - 33.446
Rata-rata - - 5.574
Sebagai gambaran, produksi yang pernah dicapai pada tanaman padi gogo di Kelompok Tani Songgen Desa Wanasaba Lauk Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur sebelum menggunakan pupuk organik adalah sebagai berikut (bentuk hasil GKP):
No. Nama Petani Luas Garapan
(Ha) Produksi Riil
(Kg) Produksi
(Ton/Ha.) Ket.
1. A. Kardi 0,15 442 2.950
2. A. Alpiani 0,20 560 2.800
3. Hardian 0,25 700 2.800
4. K a r d i 0,65 1.840 2.830
5. M. Aminullah 0,50 1.450 2.900
6. Syarafuddin 0,30 825 2.750
Jumlah - - 17.030
Rara-rata - - 2.838
Kesimpulan.
Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menambahkan pupuk organik sebanyak 2.000 kg dapat meningkatkan hasil 2.736 kg/ha.

pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organik

     Penggunaan lahan pertanian secara intensif berdampak pada penurunan
kualitas lahan dan produksi pertanian yang ditandai dengan semakin rendahnya
kandungan C organik dalam tanah yakni <2%. Penambahan bahan organik dari
luar sangat diperlukan untuk mencari kebutuhan tanaman agar berproduksi
optimal. Pupuk organik diaplikasikan pada tanah guna memperbaiki kualitas lahan
pertanian tersebut. Beragam bahan pembuat pupuk organik memiliki karakteristik
fisik, kimia dan biologi yang berbeda-beda, demikan juga dengan kandungan
unsur haranya. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan belum adanya
spesifikasi jenis pupuk organik terhadap macam tanaman sayuran.
Penelitian dilakuan dengan tujuan untuk mengetahui 
1) pengaruh jenis
pupuk oprganik padat terhadap kandungan bahan organik tanah,
 2) tingkat
efisiensi dan serapan N berbagai jenis pupuk organik padat pada tanaman cabai,
tomat dan caisin, dan
3) pengaruh jenis pupuk organik padat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai, tomat dan caisin.
   
         Penelitian dilakukan di lahan Inceptisols Sumbang selama bulan Juni
hingga Oktober 2011 dan disusun dalam rancangan petak terbagi dengan petak
utama 5 jenis pupuk organik padat yaitu pupuk kompos limbah pertanian, pupuk
kompos limbah industri, pupuk kompos lengkap Sidamukti, pupuk kotoran sapi,
dan pupuk kotoran ayam. Anak petak meliputi 3 jenis tanaman sayur yakni cabai,
tomat dan caisin.
        Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik padat memberikan
pengaruh nyata terhadap bahan organik tanah dengan fase dekomposisi yang
berbeda tiap jenis pupuk organik. Tanaman caisin dengan pemberian pupuk
organik kompos sidamukti cenderung memiliki hasil yang tinggi pada komponen
efesiensi hara N, pertumbuhan dan produksi tanaman, namun serapan N tertinggi
didapat dari pemberian pupuk organik kompos limbah pertanian. Tanaman cabai
dengan pemberian pupuk organik kotoran sapi cenderung menunjukkan respon
serapan serta efesiensi N tanaman cabai dan pertumbuhan tanaman, namun
produksi tertinggi diperoleh dengan pemberian pupuk organik kompos sidamukti.
Tanaman tomat dengan pemberian pupuk organik kotoran ayam menunjukkan
respon terbaik pada serapan serta efesiensi N tanaman tomat, dan produksi

Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organik

Pembuatan Kompos dari Sampah Rumah Tangga
Wadah tempat pembuangan sampah dalam rumah tangga harus dipisah antara sampah organik dan anorganik. Dalam hal ini sampah organik dapat dijadikan bahan pembuatan kompos sedangkan sampah an organik berupa plastik bekas minuman dapat didaur ulang.
Bahan
  1. Di dalam rumah (ruang keluarga, kamar makan) dan di depan dapur disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk sampah organik dan sampah an-organik.
  2. Diperlukan bak plastik atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air. Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu.
  3. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di bawah atap.
Cara Membuat
  1. Satu bagian sampah hijau (organik) dicampur dengan 1 bagian sampah coklat (anorganik).
  2. Ditambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan dicampur tanah atau kompos yang mengandung mikroba aktif yang akan bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak (ayam atau sapi) dapat pula dicampurkan .
  3. Dibuat sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2 hari ditambah sampah baru.
  4. Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu menjadi sekitar 400C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal, kompos sudah jadi.
  5. Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.
  6. Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, ialah makanan cukup (bahan organik), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
  7. Sampah organik sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan berbagai macam bio-activator seperti EM4, stardec atau  Bio-Triba.
Budidaya Tanaman Sayuran dan Pengunaan Pupuk Organik
Sebelum menanam sayuran yang perlu diperhatikan adalah pemilahan areal tanam, persiapan dan pengolahan lahan tanam dan penyediaan bahan tanaman. Pengolahan lahan tanam meliputi pembersihan, pengolahan, pemupukan dan pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan. Pencangkulan juga perlu dilakukan untuk menggemburkan lahan. Kemudian dilakukan pemupukan dasar dengan tujuan untuk menambah unsur hara pada tanah dengan cara mencampurkan dan mengaduk pupuk secara merata diseluruh bagian lahan. Pupuk yang sebaiknya digunakan adalah pupuk organik yang dibuat dari sampah rumah tangga ditambah dengan pupuk kandang
Selanjutnya adalah penyediaan bibit. Penanaman bibit atau benih tanaman sayuran dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
  1. Disemaikan yaitu sayuran yang sulit berkecambah seperti sawi, seledri, kol, tomat dan cabai
  2. Tidak harus disemaikan (bisa langsung disebar atau ditanam di areal tanamnya melalui penugalan dan setiap lubang bisa dimasuki tiga biji). Pada tanaman sayuran stek dan umbi, sebaiknya tidak langsung ditanam, tetapi terlebih dahulu disemaikan di wadah baki atau polibag yang dipindahkan setelah tunas dan akarnya terbentuk cukup banyak
Penanaman sayuran dapat juga menggunakan pot yang dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
  1. Pot tunggal umumnya digunakan untuk jenis tanaman sayuran buah dan umbi seperti cabai, mentimun, tomat, buncis, pare, terong, paprika, kacang panjang, wortel, kentang, bawang merah, bawang putih, bawang bombay dan lobak. Pot tunggal dapat dibuat dari tanah liat, semen, kayu, ember, kaleng atau polibag. Yang pada bagian dasarnya telah dilubangi sebagai pengatur drainase air.
  2. Pot horisontal dibagi dua, horisontal tunggal dan horisontal bertingkat yang harus dibuat sendiri dengan menggunakan pipa PVC, bambu, papan, talang atau balok kayu. Dan digunakan untuk jenis tanaman sayuran bunga dan daun yang mempunyai perakaran dangkal dan sempit seperti kangkung, selada, talas daun, kailan, baby kapri, caisim, bawang daun, kubis, kol dan brokoli. Pot vertikal sama uraiannya dengan pot horisontal di atas.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari bertanam sayuran di pot antara lain :
  1. Dapat dikerjakan pada pekarangan yang sempit
  2. Sebagai alternatif untuk tanah pekarangan yang tidak subur
  3. Lebih gampang untuk dipindahkan
  4. Lebih mudah untuk menyesuaikan dengan faktor agroklimat (kondisi tanah dan Iklim yang diperlukan tanama).
  5. Sekaligus berfungsi sebagai tanaman hias.
Cara pemberian pupuk organik pada media tanaman sayuran haruslah menyediakan unsur hara yang cukup, dengan cara, pupuk kandang + kompos sampah rumah tangga dicampur dengan tanah adalah 1:1 atau 2:1, yang terakhir disarankan 3:1.
Dari uraian diatas, pemanfaatan sampah rumah tangga dan pekarangan rumah untuk menanam sayuran sangat berguna bagi ibu rumah tangga, karena hasil dari menanam sayuran dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga dengan membeli sayur di pasar, cukup diambil di pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan sebagiannya dapat dijual kepada tetangga atau masyarakat sekitar. Sedangkan pembuatan sampah organik menjadi kompos dapat mengurangi permasalahan sampah secara umum di perkotaan dan lingkungan sekitar.
Kompos yang dibuat dari sampah rumah tangga dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk sayuran, dan akan mendapatkan nilai keuntungan dalam menjual sayur organik di pasaran. Disamping itu para ibu rumah tangga dapat menghidupkan pola makan sehat di lingkungan keluarganya, dengan mengkonsumsi sayuran organik tanpa bahan kimia dan terpenuhinya nilai gizi dalam keluarga. Dilihat dari peluang pasar sayuran organik sangat menguntungkan sekali untuk memproduksinya karena banyaknya permintaan pasar. Sedangkan sampah anorganik yang telah dipisahakan dari sampah organik dapat dimanfaatkan oleh para pemulung untuk mereka jual ke penerima bahan-bahan plastik untuk didaur ulang.

pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organik

Pengolahan Limbah Gula sebagai Pupuk Organik
Kebetulan lokasi kami berdekatan dengan pabrik gula dari bahan tebu yang mempunyai limbah organik berupa blotong (filter cake), dan abu boiler di Desa Kebon Agung Pakis Aji, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Blotong (filter cake) merupakan limbah padat hasil dari proses produksi pembuatan gula, dimana dalam suatu proses produksi gula akan dihasilkan blotong dalam jumlah yang sangat besar. Sebagai contoh, pada tahun 2003 dalam satu proses produksi gula di P.G. Kebon Agung mampu menghasilkan limbah blotong sebanyak 21.000 ton sedang di P.G PTPN X mampu menghasilkan limbah blotong sebanyak 110.000 ton.
Sementara ini pemanfatan blotong, sebagai pupuk organik masih belum maksimal dan penggunanya pun terbatas. Hal ini disebabkan karena :
  1. Pengolahan limbah blotong menjadi pupuk organik masih bisa dikatakan hanya asal-asalan, masih belum ditangani dengan menggunakan satu proses yang baik dan benar sehingga pupuk organik yang dihasilkan, masih belum sempurna.
  2. Minimnya pengetahuan petani akan manfaat penggunaan pupuk organik dari bahan blotong.
Vinasse merupakan limbah cair yang dihasilkan dari proses pembuatan Ethanol. Dalam proses pembuatan 1 liter Ethanol akan dihasilkan limbah ( vinasse ) sebanyak 13 liter (1 : 13). Dari angka perbandingan di atas maka semakin banyak Ethanol yang diproduksi akan semakin banyak pula limbah yang dihasilkannya. Jika limbah ini tidak tertangani dengan baik maka di kemudian hari, limbah ini akan menjadi masalah yang berdampak tidak baik bagi lingkungan.
Salah satu cara pemanfaatan limbah ini yaitu dengan merubah vinasse menjadi pupuk organik cair dengan menggunakan metode tertentu. Hal ini mungkin dilakukan karena kandungan unsur kimia dalam vinasse sebagian besar merupakan unsur organik yang berguna dan dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman.
Di Indonesia penggunaan pupuk organik sangat minim dilakukan oleh petani. Hal ini dikarenakan sedikitnya produsen pupuk organik, dan minimnya pengetahuan petani tentang manfaat pengguanan pupuk organik.
Dengan adanya hal tersebut di atas maka akan tepat jika limbah yang sedemikian besar tadi dimanfaatkan menjadi pupuk organik.
Limbah filter cake, abu boiler, dan vinasse merupakan bahan organik. Untuk bisa menjadi pupuk organik yang siap diaplikasikan maka diperlukan suatu proses dekomposisi bahan oleh bantuan mikoorganisme. Proses daur ulang limbah menjadi pupuk dapat dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme secara manual. Sekitar 20-23 hari, proses thermopolik bisa tercapai, maka jadilah humus yang kandungan unsurnya cukup bagus dan berguna untuk memperbaiki struktur tanah.
Peluang Pasar
Seiring dengan kebijakan pemerintah tentang pertanian organik dan gerakan moral yang menyerukan kembalinya pemakaian bahan-bahan organik seperti untuk pupuk, pestisida dan lain-lain. Sebagai bahan dasar dalam usaha pertanian, maka kebutuhan bahan organik terutama pupuk organik menjadi semakin besar. Hal ini sangatlah beralasan karena pemakaian bahan organik pada usaha pertanian lebih menguntungkan bila ditinjau dari nilai ekonomis, keamanan, lingkungan dan kesehatan.
Akan tetapi kebutuhan pupuk organik yang terus meningkat dari tahun ke tahun tersebut tidak diimbangi dengan suplay pupuk organik yang mencukupi. Hal ini dikarenakan sedikitnya produsen atau pengolah pupuk organik yang ada di tanah air. Disamping itu bisnis pupuk organik ini dinilai kurang menguntungkan oleh produsen pupuk jika dibanding dengan pupuk kimia.
Hal tersebut sebenarnya bukan dikarenakan tidak adanya kebutuhan pupuk organik di tingkat konsumen (petani) tetapi lebih mengacu kepada ketidak-tahuan petani akan manfaat dari penggunaan pupuk organik tersebut dan keengganan pihak yang terkait untuk memberikan penyuluhan tentang hal tersebut.
Pupuk organik akan menjadi suatu bisnis yang sangat menguntungkan apabila kesadaran petani akan manfaat penggunaan pupuk organik baik jangka pendek maupun jangka panjang semakin meningkat. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia pada umumnya bermata pencaharian di sektor pertanian.
Kita bisa mengetahui besarnya potensi pasar pupuk organik ini yaitu dengan mengasumsikan kebutuhan pupuk organik per ha x luas areal x musim tanam setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya, kita ambil contoh kebutuhan pupuk organik di Kabupaten Malang, yaitu sawah 819.044,20 ton/th, tegal 901.912 ton/th, perkebunan 305.640 ton/th. Maka jumlah kebutuhan pupuk organik di Kabupaten Malang keseluruhan 2.020.596 ton/th.
Dari uraian table diatas dapat diketahui besarnya potensi pasar pupuk organik di kabupaten Malang dan apabila pasar ini dapat dikelola dengan suatu sistem yang baik, maka peluang bisnis pupuk organik ini masih terbuka sangat

pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organik

Pemanfaatan Kotoran Hewan Menjadi Biogas :)

Cara Membuat Biogas Dari Kotoran Hewan

  

Biogas sangat mudah diproduksi. Bahan dasarnya berupa kotoran sapi diaduk ke dalam drum.
Kotoran hewan segar harus dikumpulkan untuk dimasukkan dalam biodigester. Adapun langkah pengerjaannya sebagai berikut :

1. Mengumpulkan kotoran hewan dari satu kawasan ke lokasi terdekat dengan biodigester.

2. Kotoran hewan dicampur dengan air.
3. Kemudian dimasukkan atau dialirkan ke dalam biodigester dengan kapasitas tampung berkisar : 200 m³, 100 m³, 50m³, 25m³, atau 9m³.
4. Pengisian dilakukan melalui saluran pemasukan tiap hari, bila telah menghasilkan gas kotoran akan bergerak ke atas dan selanjutnya bila dilakukan pengisian kotoran yang baru. Kotoran yang lama akan bergerak menuju bak penampungan kotoran hewan.
5. Biogas akan muncul setelah ± 21 hari dari kali pertama dimasukkan kotoran ternak ke dalam biodigester.
6. Setelah gas telah muncul Biogas siap dialirkan ke rumah untuk digunakan sebagai bahan bakar masak dan penerangan.

Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organik

Jenis-jenis pupuk organik

Ada berbagai jenis pupuk organik yang digunakan para petani di lapangan. Secara umum pupuk organik dibedakan berdasarkan bentuk dan bahan penyusunnya. Dilihat dari segi bentuk, terdapat pupuk organik cair dan padat. Sedangkan dilihat dari bahan penyusunnya terdapat pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos.

a. Pupuk hijau

Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, baik tanaman sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam untuk diambil hijauannya. Tanaman yang biasa digunakan untuk pupuk hijau diantaranya dari jenis leguminosa (kacang-kacangan) dan tanaman air (azola). Jenis tanaman ini dipilih karena memiliki kandungan hara, khususnya nitrogen, yang tinggi serta cepat terurai dalam tanah.
Pengaplikasian pupuk hijau bisa langsung dibenamkan kedalam tanah atau melalui proses pengomposan. Di lahan tegalan atau lahan kering, para petani biasa menanam leguminos, seperti ki hujan, sebagai pagar kebun. Di saat-saat tertentu tanaman pagar tersebut dipangkas untuk diambil hijauannya. Hijauan dari tanaman leguminosa bisa langsung diaplikasikan pada tanah sebagai pupuk. Sementara itu, di lahan sawah para petani biasa menggunakan azola sebagai pupuk hijau. Azola merupakan tanaman pakis air yang banyak tumbuh secara liar di sawah. Tanaman ini hidup di lahan yang banyak mengandung air. Azola bisa langsung digunakan sebagai pupuk dengan cara dibenamkan kedalam tanah pada saat pengolahan lahan.
Jenis dan karakteristik pupuk organik

b. Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti unggas, sapi, kerbau dan kambing. Secara umum pupuk kandang dibedakan berdasarkan kotoran hewan yang kencing dan tidak kencing. Contoh hewan yang kencing adalah sapi, kambing dan kerbau. Hewan yang tidak kencing kebanyakan dari jenis unggas seperti ayam, itik dan bebek.
Karateristik kotoran hewan yang kencing waktu penguraiannya relatif lebih lama, kandungan nitrogen lebih rendah, namun kaya akan fosfor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok digunakan pada tanaman yang diambil buah atau bijinya seperti mentimun, kacang-kacangan, dan tanaman buah. Sedangkan karakteristik kotoran hewan yang tidak kencing waktu penguraiannya lebih cepat, kandungan nitrogen tinggi, namun kurang kaya fospor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok diterapkan untuk tanaman sayur daun seperti selada, bayam dan kangkung.
Pupuk kandang banyak dipakai sebagai pupuk dasar tanaman karena ketersediaannya yang melimpah dan proses pembuatannya gampang. Pupuk kandang tidak memerlukan proses pembuatan yang panjang seperti kompos. Kotoran hewan cukup didiamkan sampai keadaannya kering dan matang sebelum diaplikasikan ke lahan.

c. Pupuk kompos

Pupuk kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari pelapukan bahan organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Organisme pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Mikroorganisme dekomposer bisa berupa bakteri, jamur atau kapang. Sedangkan makroorganisme dekomposer yang paling populer adalah cacing tanah. Dilihat dari proses pembuatannya, ada dua metode membuat pupuk kompos yaitu proses aerob (melibatkan udara) dan proses anaerob (tidak melibatkan udara).
Dewasa ini teknologi pengomposan sudah berkembang pesat. Berbagai varian dekomposer beserta metode pembuatannya banyak ditemukan. Sehingga pupuk kompos yang dihasilkan banyak ragamnya, misalnya pupuk bokashi, vermikompos, pupuk organik cair dan pupuk organik tablet. Pupuk kompos bisa dibuat dengan mudah, silahkan baca cara membuat kompos. Bahkan beberapa tipe pupuk kompos bisa dibuat sendiri dari limbah rumah tangga, seperti pupuk bokashi dan pupuk kompos takakura.
Jenis dan karakteristik pupuk organik

d. Pupuk hayati

Pupuk hayati merupakan pupuk yang terdiri dari berbagai macam organisme hidup yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menghasilkan nutrisi penting bagi tanaman. Sebagian pihak menggolongkan oganisme ini bukan sebagai pupuk organik melainkan digolongkan sebagai pembenah tanah. Namun sebagian lagi menggolongkannya sebagai salah satu jenis pupuk organik.
Pupuk hayati bekerja tidak seperti pupuk organik biasa yang bisa langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan nutrisi untuk tanaman. Pupuk ini secara alami menyediakan nutrisi melalui proses gradual dengan cara memfikasi unsur N dari atmosfer, melarutkan fosfor dan mensintesis zat-zat lain yang dibutuhkan tanaman. Jadi, dengan pupuk hayati siklus penyuburan tanah akan berlangsung terus menerus dan secara berkelanjutan.
Pupuk hayati dibuat dengan mengisolasi bakteri-bakteri tertentu seperti Azotobacter choococum yang berfungsi mengikat unsur unusr N, Bacillus megaterium bakteri yang bisa melarutkan unsur P dan Bacillus mucilaginous yang bisa melarutkan unsur K. Mikroorganisme tersebut bisa didapatkan di tanah-tanah hutan, pegunungan atau sumber-sumber lain.

Karakteristik pupuk organik

Seperti juga humus, pupuk organik berperan untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman. Setidaknya ada empat manfaat, yakni sebagai sumber nutrisi, memperbaiki struktur fisik tanah, memperbaiki kimia tanah, meningkatkan daya simpan air dan meningkatkan aktivitas biologi tanah.
  • Sumber nutrisi tanaman lengkap. Pupuk organik mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan tanaman, baik yang sifatnya makro maupun mikro. Unsur makro yang dibutuhkan tanaman antara lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Sedangkan unsur mikro adalah besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor (CI), boron (B), molybdenum (Mo) dan Almunium (AI). Pupuk organik yang dibuat dengan bahan baku yang lengkap bisa mengandung semua kebutuhan unsur hara tersebut.
  • Memperbaiki struktur tanah. Pupuk organik merupakan material yang mempunyai sifat unik. Bisa menggemburkan tanah lempung yang solid, namun disisi lain juga bisa merekatkan tanah berpasir yang gembur. Karena sifatnya ini, pupuk organik bisa memperbaiki tanah pasir maupun lempung. Pupuk organik dapat merekatkan butiran-butiran halus pasir sehingga tanah menjadi lebih solid. Sehingga tanah berpasir bisa menyimpan air. Sedangkan pada tanah liat yang didominasi oleh lempung, pupuk organik bisa memberikan pori-pori, sehingga tanah tersebut menjadi gembur.
  • Meningkatkan kapasitas tukar kation. Dilihat dari sifat kimiawi, pupuk organik mempunyai kemampuan meningkatkan kapasitas tukar kation. Kapasitas tukar kation adalah kemampuan tanah untuk meningkatkan interaksi antar ion-ion yang ada dalam tanah. Tanah yang memiliki kapaitas kation tinggi lebih mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman dibanding tanah dengan kapasitas ion rendah. Kandungan material organik yang tinggi akan meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
  • Meningkatkan daya simpan air. Struktur kompos sangat menyerap air (higroskopis). Air yang datang disimpan dalam pori-pori dan dikeluarkan saat tanaman membutuhkannya melalui akar. Keberadaan air ini mempertahankan kelembaban tanah sehingga tanaman dapat terhindar dari kekeringan.
  • Meningkatkan aktivitas biologi tanah. Pupuk kompos mengandung mikroorganisme dekompomoser didalamnya. Mikroorganisme ini akan menambah mikroorganisme yang terdapat dalam tanah. Karena sifatnya yang melembabkan, suhu tanah menjadi ideal bagi tumbuh dan berkembang biota tanah. Aktivitas biota tanah ini yang menghasilkan sejumlah nutrisi penting agar bisa diserap tanaman secara efektif.

Pupuk organik vs pupuk kimia sintetis

Dilihat dari kandungannya, pupuk organik memiliki kandungan nutrisi yang lebih lengkap baik makro maupun mikro. Namun takarannya sedikit dan komposisinya tidak pasti. Setiap pupuk organik mempunyai kandungan nutrisi dengan komposisi yang berbeda-beda. Sedangkan pupuk kimia sintetis hanya memiliki beberapa kandungan nutrisi saja, namun jumlahnya banyak dan komposisinya pasti. Misalnya, urea banyak mengandung unsur nitrogen (N) dalam jumlah yang cukup tapi tidak memiliki zat nutrisi lainnya.
Penyerapan nutrisi  atau zat hara pada pupuk organik lebih sulit dicerna tanaman karena masih tersimpan dalam ikatan kompleks. Namun secara jangka panjang akan meningkatkan kapasitas tukar kation tanah yang bisa memudahkan tanaman menyerap unsur-unsur tadi. Sedangkan pada pupuk kimia sintetis kandungan haranya bisa diserap langsung oleh tanaman. Kelemahannya, zat hara tersebut sangat mudah hilang dari tanah karena erosi.

Pupuk organik baik untuk digunakan dalam jangka panjang karena sifatnya menggemburkan tanah dan meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air. Sehingga kesuburan tanah tetap terjaga. Sementara itu pupuk kimia sintetis walaupun efek reaksinya cepat, secara jangka panjang akan mengeraskan tanah dan mengurangi kesuburannya.

Dari sisi lingkungan dan ekosistem, pupuk organik memicu perkembangan organisme tanah. Tanah yang kaya akan organisme sanggup memberikan nutrisi secara berkelanjutan. Karena aktivitas organisme tanah akan menguraikan sejumlah nutrisi penting bagi tanaman. Sedangkan pupuk kimia sintetis malah membunuh organisme tanah. Sehingga untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman selalu diperlukan penambahan pupuk dalam jumlah yang terus meningkat.

Dilihat dari sisi kesehatan, pupuk organik lebih menyehatkan bagi manusia karena tersusun dari bahan-bahan organik yang sama dengan tubuh manusia. Sedangkan pupuk kimia sintetis diketahui unsur-unsur bebasnya membahayakan kesehatan. Namun khusus poin yang terakhir ini masih menjadi perdebatan di kalangan para peneliti.

Pemanfaatan lmbah pertanian sebagai pupuk organik

Aplikasi Pupuk Organik Granul


Pupuk Organik granul adalah pupuk yang berasal dri pelapukan beberapa bahan rganik yang berupa sisa-sisa tanaman, hewan, kotoran hewan dan batuan organik yang terbentuk dari tumpukan kotoran hewan. Pupuk organik dapat juga berasal dari limbah industri pertanian, seperti industri jamu, industri minyak astiri, rumah ptong hewan yang sudah tidak mengandung bahan beracun. Pupuk organik yang sudah banyak dikenal oleh petani adalah pupuk kandang, kompos, humus dan lain-lain.
Selain pupuk tersubut, kini banyak beredar pupuk organik produksi pabrik di pasaran. bahan dasar pembuatannya tetap berupa bahan organik, tetapi telah diproses secara modern untuk memenuhi tuntutan konsumen.
MANFAAT
  1. Memperbaiki dan menjaga struktur tanah tetap gembur, sehingga pertumbuan akar tanaman menjadi lebih baik.
  2. Meningkatkan Daya serap dan daya ikat tanah terhadap air, sehingga ketersediaan air yang dibutuhkan tanamanmencukupi. Bahan organik dapat mengikat air lebih banyak dan lebih lama
  3. Menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah. Bahan organik menjadi makanan utama bagi organisme dalam tanah seperti cacing, mikroorganisme tanah. Jasad renik dalam tanah amat berperan dalam mengubah pupukorganik menjadisenyawa yang dapat diserap tanaman.
  4. Megurangi keterikatan fosfat dan meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara bermanfaat.
APLIKASI PUPUK
Agar tujuan pemupukan organik tercapai, pupuk harus diaplikasikan secara benar dan tepat. Dalam pemupukan harus diperhatikan diantaranya adalah jenis tanaman, jenis pupuk , waktu pemberian.
pupuk organik seperti pupuk kandang dan kompos tidak haya digunakan sebagai pupuk dasar pada saat pengolahan saja, tetapi harus diberikan secara berkala minimu 2 kali dalam setahun agar struktur tanah terjaga.
Pemberian pupuk dapat diaplikasikan dengan cara :
1. Ditebarkan langsung kepermukaan tanah
ditebarkan langsung di areal tanaman dengan jarak tanam yang rapat, atau tanaman pada saat masih berumur muda
2. Dibenamkan kedalam tanah
Pemupukan dengan cara ini lebih efektif dan efisien, karena dapat mnghindari kehilangan unsur hara akibat tercuci atau menguap, cara ini dapat dilakukan dengan cara :
  1. Pemupukan dilubang tanaman
  2. diberikan saat pengolahan tanah
  3. ditempatkan diantara baris tanaman
  4. dipupuk melingkar tanaman
  5. ditanam dilarikan dekat perakaran
  6. ditugal dekat perakaran