Pembuatan Kompos dari Sampah Rumah Tangga
Wadah tempat pembuangan sampah dalam
rumah tangga harus dipisah antara sampah organik dan anorganik. Dalam
hal ini sampah organik dapat dijadikan bahan pembuatan kompos sedangkan
sampah an organik berupa plastik bekas minuman dapat didaur ulang.
Bahan
- Di dalam rumah (ruang keluarga, kamar makan) dan di depan dapur disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk sampah organik dan sampah an-organik.
- Diperlukan bak plastik atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air. Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu.
- Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di bawah atap.
Cara Membuat
- Satu bagian sampah hijau (organik) dicampur dengan 1 bagian sampah coklat (anorganik).
- Ditambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan dicampur tanah atau kompos yang mengandung mikroba aktif yang akan bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak (ayam atau sapi) dapat pula dicampurkan .
- Dibuat sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2 hari ditambah sampah baru.
- Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu menjadi sekitar 400C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal, kompos sudah jadi.
- Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.
- Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, ialah makanan cukup (bahan organik), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
- Sampah organik sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan berbagai macam bio-activator seperti EM4, stardec atau Bio-Triba.
Budidaya Tanaman Sayuran dan Pengunaan Pupuk Organik
Sebelum menanam sayuran yang perlu
diperhatikan adalah pemilahan areal tanam, persiapan dan pengolahan
lahan tanam dan penyediaan bahan tanaman. Pengolahan lahan tanam
meliputi pembersihan, pengolahan, pemupukan dan pembuatan bedengan
sesuai dengan kebutuhan. Pencangkulan juga perlu dilakukan untuk
menggemburkan lahan. Kemudian dilakukan pemupukan dasar dengan tujuan
untuk menambah unsur hara pada tanah dengan cara mencampurkan dan
mengaduk pupuk secara merata diseluruh bagian lahan. Pupuk yang
sebaiknya digunakan adalah pupuk organik yang dibuat dari sampah rumah
tangga ditambah dengan pupuk kandang
Selanjutnya adalah penyediaan bibit. Penanaman bibit atau benih tanaman sayuran dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
- Disemaikan yaitu sayuran yang sulit berkecambah seperti sawi, seledri, kol, tomat dan cabai
- Tidak harus disemaikan (bisa langsung disebar atau ditanam di areal tanamnya melalui penugalan dan setiap lubang bisa dimasuki tiga biji). Pada tanaman sayuran stek dan umbi, sebaiknya tidak langsung ditanam, tetapi terlebih dahulu disemaikan di wadah baki atau polibag yang dipindahkan setelah tunas dan akarnya terbentuk cukup banyak
Penanaman sayuran dapat juga menggunakan pot yang dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
- Pot tunggal umumnya digunakan untuk jenis tanaman sayuran buah dan umbi seperti cabai, mentimun, tomat, buncis, pare, terong, paprika, kacang panjang, wortel, kentang, bawang merah, bawang putih, bawang bombay dan lobak. Pot tunggal dapat dibuat dari tanah liat, semen, kayu, ember, kaleng atau polibag. Yang pada bagian dasarnya telah dilubangi sebagai pengatur drainase air.
- Pot horisontal dibagi dua, horisontal tunggal dan horisontal bertingkat yang harus dibuat sendiri dengan menggunakan pipa PVC, bambu, papan, talang atau balok kayu. Dan digunakan untuk jenis tanaman sayuran bunga dan daun yang mempunyai perakaran dangkal dan sempit seperti kangkung, selada, talas daun, kailan, baby kapri, caisim, bawang daun, kubis, kol dan brokoli. Pot vertikal sama uraiannya dengan pot horisontal di atas.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari bertanam sayuran di pot antara lain :
- Dapat dikerjakan pada pekarangan yang sempit
- Sebagai alternatif untuk tanah pekarangan yang tidak subur
- Lebih gampang untuk dipindahkan
- Lebih mudah untuk menyesuaikan dengan faktor agroklimat (kondisi tanah dan Iklim yang diperlukan tanama).
- Sekaligus berfungsi sebagai tanaman hias.
Cara pemberian pupuk organik pada media
tanaman sayuran haruslah menyediakan unsur hara yang cukup, dengan cara,
pupuk kandang + kompos sampah rumah tangga dicampur dengan tanah adalah
1:1 atau 2:1, yang terakhir disarankan 3:1.
Dari uraian diatas, pemanfaatan sampah
rumah tangga dan pekarangan rumah untuk menanam sayuran sangat berguna
bagi ibu rumah tangga, karena hasil dari menanam sayuran dapat
mengurangi pengeluaran rumah tangga dengan membeli sayur di pasar, cukup
diambil di pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan
sebagiannya dapat dijual kepada tetangga atau masyarakat sekitar.
Sedangkan pembuatan sampah organik menjadi kompos dapat mengurangi
permasalahan sampah secara umum di perkotaan dan lingkungan sekitar.
Kompos yang dibuat dari sampah rumah
tangga dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk sayuran, dan akan
mendapatkan nilai keuntungan dalam menjual sayur organik di pasaran.
Disamping itu para ibu rumah tangga dapat menghidupkan pola makan sehat
di lingkungan keluarganya, dengan mengkonsumsi sayuran organik tanpa
bahan kimia dan terpenuhinya nilai gizi dalam keluarga. Dilihat dari
peluang pasar sayuran organik sangat menguntungkan sekali untuk
memproduksinya karena banyaknya permintaan pasar. Sedangkan sampah
anorganik yang telah dipisahakan dari sampah organik dapat dimanfaatkan
oleh para pemulung untuk mereka jual ke penerima bahan-bahan plastik
untuk didaur ulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar